Pembahasan kita sejauh ini berkenaan dengan satu dari dua problem periling sejarah. Masalah yang sejauh ini dibahas adalah apakah karakter esensial sejarah materialistik atau bukan. Masalah penting lainnya adalah masalah evolusi sejarah. Kita tahu bahwa kehidupan sosial bukan saja terjadi pada manusia. Ada beberapa makhluk hidup lain yang lebih kurang menjalani kehidupan sosial yang didasarkan pada kerja sama dan pembagian kerja serta tanggung jawab di bawah naungan hukum dan aturan yang sistematis.
Kita semua tahu bahwa lebah madu termasuk makhluk hidup seperti itu. Namun ada satu perbedaan asasi antara eksistensi sosial makhluk hidup lain dan eksistensi sosial manusia. Eksistensi sosial makhluk hidup lain selalu statis. Sistem kehidupannya tak mengalami perubahan atau perkembangan, atau dalam kata-kata Morris Metterlink, budayanya—jika ungkapan ini benar—tak mengalami perubahan atau perkembangan.
Sebaliknya, kehidupan sosial manusia bukan saja mengalami perkembangan dan perubahan, namun juga berangsur-angsur semakin cepat dan kuat. Itulah sebabnya sejarah kehidupan sosial manusia, dari sudut-sudut yang berbeda, terbagi menjadi periode-periode, dan antara periode yang satu dan yang lain ada perbedaannya. Misal, dari sudut pandang sarana penghidupan, dibagi menjadi periode berburu, periode bertani, periode industri. Dari sudut pandang sistem ekonomi, dibagi menjadi periode komunisme primitif, periode perbudakan, periode feodalisme, periode kapitalisme dan periode sosialisme. Dari sudut pandang politik, dibagi mehjadi periode kekliasaan suku, periode despotisme, periode aristokrasi, dan periode demokrasi. Dari sudut pandang jenis kelamin, dibagi mcnjadi periode matriarki dan periode patriarki. Dan seterusnya.
Kenapa pcrkembangan seperti ini tak terjadi pada kehidupan sosial binatang? Faktor asasi mana yang menyebabkan manusia beralih dari satu periode sosial ke periode sosial yang lain? Dengan kata lain, apa yang menyebabkan kehidupan manusia mengalami kemajuan sedangkan kehidupan binatang tidak? Bagaimana mekanisme kemajuan ini? Dalam hubungan ini para filosof sejarah biasanya melontarkan pertanyaan. Mereka bertanya apakah kehidupan sosial manusia memang mengalami kemajuan dalam sejarah, dan jika ya, bagaimana kriterianya supaya kita dapat mengukurnya dan meyakininya.
Sebagian sosiolog ragu kalau perubahan yang terjadi bisa disebut kemajuan atau evolusi. Sebagian sosiolog lainnya berpendapat bahwa sejarah bergerak melingkar. Menurut mereka, sejarah bergerak dari satu titik, dan setelah melewati beberapa tahap, sampai lagi pada titik yang sama, dan kemudian sekali lagi mulai bergerak dengan cara seperti sebelumnya. Misal, sistem suku dibentuk oleh suku pengembara yang memiliki kemauan dan keberanian. Pemerintahan suku melahirkan aristokrasi. Perbuatan diktatorial pemerintah aristokrasi berpuncak pada revolusi umum dan berdirinya demokrasi. Kemudian kekacauan yang terjadi akibat terlalu banyak kebebasan yang diberikan oleh pemerintah demokratis sekali lagi melahirkan despotisme bersemangatkan suku.
Sekarang kami tidak akan membahas masalah ini, karena masalah ini akan dibahas pada kesempatan lain. Sebagai basis untuk telaah lebih lanjut, kami beranggapan bahwa pada umumnya sejarah bergerak maju dan membuat kemajuan. Dapat dikemukakan bahwa mereka yang berpendapat bahwa sejarah itu berjalan ke depan mengakui bahwa gerakan sejarah yang ke depan itu tidak berarti bahwa masa depan semua masyarakat dalam semua keadaan lebih baik dibanding masa lalunya, bahwa masyarakat selalu dan tanpa hcnti bergerak ke depan, dan bahwa tak ada peluang untuk bergerak ke belakang.
Tak syak lagi bahwa masyarakat bisa berhenti, mundur, belok ke kiri atau ke kanan, dan akhirnya lenyap. Namun, pada umumnya masyarakat bergerak ke depan. Masalah mengenai bagaimana kekuatan pendorong sejarah dan faktor perkembangan sosial, biasanya pembahasannya dalam buku-buku filsafat sedemikian rupa sehingga kesalahan deskripsinya jadi jelas kalau kita sedikit me-nelaahnya. Mengenai masalah ini biasanya dikemukakan pandangan-pandangan berikut ini:
1. Teori Rasial Menurut teori ini, ras-ras tertentu terutama bertanggung jawab atas kemajuan sejarah. Beberapa ras dianggap mampu membentuk budaya dan peradaban, sedangkan beberapa ras lain tidak. Sebagian ras dapa't melahirkan ilmu pengetahuan, filsafat, etika, seni dan teknologi. Sedangkan sebagian ras lain hanya menjadi konsumen komoditas-komoditas ini, bukan menjadi produsennya.
Karena itu kesimpulannya adalah harus ada pembagian kerja di antara berbagai ras. Ras-ras yang memiliki kemampuan politik, kemampuan untuk melakukan pendidikan dan memproduksi budaya, seni dan teknologi inilah yang harus bertanggung jawab atas aktivitas manusia yang tinggi. Di pihak lain, ras-ras yang tidak memiliki kemampuan seperti itu supaya dibolehkan untuk tidak memasuki aktivitas-aktivitas ini dan sebagai gantinya supaya dipasrahi pekerjaan manual dan semi-binatang yang tidak butuh pemikiran yang tinggi dan ketinggian cita rasa. Inilah pertimbangannya kenapa Aristoteles yang berpandangan seperti itu memandang sebagian ras mampu untuk memiliki sahaya dan ras-ras lain tidak.
Sebagian pemikir percaya bahwa hanya ras-ras tertentu sajalah yang mampu menciptakan progresi sejarah. Misal, mereka mengatakan bahwa ras-ras utara dalam hal ini lebih unggul dibanding ras-ras selatan. Ras-ras utaralah yang mendorong ke depan budaya manusia. Count Gobino, filosof Francis kenamaan, yang tiga tahun menjadi duta besar Francis untuk Iran sckitar seratus tahun silam, mendukung teori ini.
2. Teori Geografis Menurut teori ini, lingkungan alam tertentu melahirkan budaya, pendidikan dan industri. Misal, daerah-daerah beriklim sedang melahirkan temperamen sedang dan otak yang tangguh. Fada bagian pertama Qanun, Ibnu Sina membahas panjang lebar efek lingkungan alam pada mental dan temperamen manusia.
Menurut teori ini, yang mendorong sejarah bergerak ke depan bukanlall faktor ras dan darah. Bukan ras tertentu yang mendorong sejarah bergerak ke depan di setiap iklim dan daerah, sedangkan ras lain, di mana pun tinggalnya, tak memiliki kemampuan seperti itu. Perbedaan kemampuan pada berbagai ras terjadi akibat perbedaan lingkungan mereka. Karena terjadi penyebaran ras, maka kemampuan mereka pun menyebar. Karena itu daerah tertentulah yang menciptakan progresi sejarah dan perkembangan baru. Sosiolog Prancis abad ke-17, Montesquieu, dalam bukunya yang terkenaj, "De Lesprit des lois" (Semangat Hukum), mendukung teori ini.
3. Teori Raksasa Intelektual Menurut teori ini, semua perkembangan sejarah, baik itu ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, teknik atau moral, terjadi berkat orang-orang yang luar biasa cerdas. Dalam hal ini manusia beda dengan makhluk lainnya. Spesies lain secara biologis hampir sama kemampuannya. Setidak-tidaknya tak ada perbedaan yang berarti.
Sebaliknya, kemampuan di antara manusia sering terlihat sangat berbeda. Orang-orang jenius ada di setiap masyarakat. Karena orang-orang jenius ini memiliki akal, cita rasa, kemauan atau prakarsa yang luar biasa, maka mereka inilah yang melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknik, moral, politik atau militer. Menurut teori ini, kebanyakan manusia tak punya prakarsa dan kreativitas. Mereka hanya ikut dan menjadi konsumen gagasan dan produk industri.
Sesungguhnya, kurang lebih selalu, dalam setiap masyarakat ada minoritas yang kreatif pikirannya. Minoritas ini memiliki prakarsa, pikiran-pikirannya orisinal, dan berada di depan yang lain. Minoritas inilah yang membawa kemajuan sejarah dan membawa sejarah ke tahap baru. Filosof Inggris ternama, Thomas Carlyle, percaya bahwa sejarah dibentuk oleh individu-individu cemerlang. Dalam bukunya, "On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History ", dia menyebutkan seperti berikut ini mengenai Nabi Muhammad saw: "Sejarah setiap bangsa merupakan perwujudan satu atau lebih dari satu pribadi cemerlang. Lebih tepatnya, sejarah setiap bangsa menipakan penvujudan personalitas dan kejeniusan satu atau lebih dari satu pahlawan. Misal, sejarah Islam merupakan perwujudan personalitas Nabi Muhammad; sejarah Perancis modern menipakan perwujudan personaliias Napoleon; dan sejarah Soviet enam piiluh tahun silam merupakan penvujudan personalitas Lenin."
4. Teori Ekonomi Menurut teori ini, ekonomi adalah kekuatan pendorong sejarah. Segenap urusan sosial dan historis bangsa, entah itu unisan budaya, politik, militer ataU masyarakat, mencerminkan metode produksi dan hubungan produksi masyarakat itu. Yang mengubah struktur masyarakat adalah perubahan basis ekonomi. Perubahan basis ekonomi ini mendorong kemajuan masyarakat. Orang-orang yang cemerlang pikirannya yang disebutkan di atas hanyalah perwujudan kebutuhan ekonomi, politik dan sosial masyarakat, dan kebutuhan ini disebabkan oleh perubahan alat produksi. Karl Marx, kaum Marxis pada umumnya dan terkadang bahkan sebagian non-Marxis, mendukung teori ini. Barangkali teori ini yang paling populer di zaman kita.
5. Teori Tuhan Menurut teori ini, apa saja yang terjadi di bumi, merupakan urusan langit yang turun ke bumi sesuai dengan kearifan tinggi Allah. Semua perubahan sejarah dan perkembangan sejarah merupakan perwujudan kehendak dan kearifan-Nya. Karena itu, kehendak Tuhanlah yang mendorong kemajuan sejarah dan yang mewujudkan perubahan sejarah. Sejarah merupakan skenario kehendak Tuhan. Bishop Bossuet, seorang sejarahwan terkenal dan tutor Louis XV, mendukung teori ini. Teori-teori ini biasanya dibahas dalam buku-buku filsafat sejarah dalam kaitannya dengan sebab-sebab yang menggerakkan sejarah.
Dan sudut pandang kami, semua teori ini menunjukkan posisi yang faktual, dan semuanya merupakan hasil dari kekacauan. Kami akan pelajari sebab-sebab yang menggerakkan sejarah, meskipun teori-teori ini pada umumnya tidak relevan dengan keinginan kami. Misal, teori ras tak lebih dari teori sosiologi. Teori ini baru relevan kalau pertanyaannya adalah apakah beragam ras manusia yang berbeda memiliki atau tidak memiliki beberapa kemampuan turunan, dan apakah semua ras itu sama tingkat intelektualnya atau tidak. Jika sama, itu artinya bahwa semua ras sama-sama berperan dalam gerakan sejarah atau setidak-tidaknya secara teoretis dapat. Jika tidak sama, itu artinya bahwa sebagian ras saja yang dapat berperan dalam proses kemajuan sejarah. Sejauh ini teori ini sudah pas rumusannya, meski tidak memecahkan misteri filsalat sejarah. Misal saja kita akui bahwa semua perkembangan sejarah terjadi karena ras tertentu. Namun masih saja ada problem yang tak terpecahkan, karena kita masih belum tahu kenapa kehidupan manusia atau kehidupan ras manusia tertentu berkembang sedangkan kehidupan binatang tetap statis. Masalah apakah faktor kemajuan adalah satu ras atau semua ras, tidak memecahkan misteri gerakan sejarah.
Begitu pula dengan teori geografi. Teori ini ada manfaatnya, dan berhubungan dengan masalah penting sosiologi. Teori menunjukkan bahwa lingkungan berperan efektif dalani pertumbuhan mental, intelektual, temperamental dan fisik manusia. Sebagian lingkungan membuat manusia tetap berada di dalam atau mendekati batas-batas binatang, dari sebagian lagi membuat manusia jauh dan beda dari binatang. Menurut teori ini, sejarah hanya bergerak di kalangan penduduk daerah-daerah tertentu saja. Di daerah-daerah lain sejarah statis dan monoton. Namun masalah utamanya masih tetap di mana itu. Misal, lebah madu dan binatang lain yang suka hidup berkelompok tak ada gerakan sejarahnya, sekalipun di daerah-daerah yang kondusif untuk pertumbuhan mental. Lantas apa sebenarnya penyebab perbedaan antara dua jenis makhluk hidup ini yang satu jenis tetap statis, sedangkan jenis yang lain bergerak dari satu tahap ke tahap lain?
Teori Tuhan lebih tidak konsisten dibanding teori lain. Apakah sejarah saja yang merupakan perwujudan Kehendak Tuhan? Sesungguhnya dunia, sejak awal hingga akhir, termasuk segenap sebab dan gangguan, merupakan perwujudan Kehendak Allah. Kehendak Tuhan sama hubungannya dengan semua sebab di dunia ini. Kalau kehidupan manusia yang berkembang dan berubah merupakan perwujudan Kehendak Tuhan, maka kehidupan lebah yang statis dan monoton pun merupakan perwujudan Kehendak-Nya juga. Pertanyaannya adalah sistem apa itu, yang dengan sistem ini Kehendak Tuhan menjadikan kehidupan manusia berkembang, sementara kehidupan binatang statis karena tak adanya sistem itu.
Teori ekonomi tak ada aspek teknisnya, dan tidak diajukan sebagai prinsip. Teori ekonomi sejarah menjelaskan karakter asasi sejarah saja dan menunjukkan bahwa karakter asasinya material dan ekonomi, dan bahwa segala urusan lainnya sama saja dengan bentuk-bentuk atau kekhasan yang tak asasi. Konsekuensinya, semua urusan masyarakat pun mengalami perubahan. Namun semua itu adalah masalah "jika". Masalah yang sebenarnya masih saja belum terjawab. Meskipun kita mengakui bahwa ekonomi adalah infrastruktur masyarakat dan kalau ekonomi berubah maka segenap masyarakat pun berubah, masalahnya adalah kenapa begitu. Apa faktor yang mcngubah selnruh suprastruktur bila infrastruktur berubah? Mungkin saja ekonomi menjadi infrastruktur masyarakat, namun itu tidak berarti bahwa ekonomi merupakan kekuatan pendorong sejarah juga. Jika saja pendukung teori ini, bukannya menggambarkan ekonomi sebagai infrastruktur masyarakat, namun menggambarkannya sebagai kekuatan pendorong sejarah, menganggap materialitas sejarah cukup untuk membuat sejarah dinamis, menekankan masalah kontradiksi dalam masyarakat, dan mengatakan bahwa sesungguhnya kekuatan pendorongnya adalah kontradiksi antara infrastruktur dan suprastruktur masyarakat atau kontradiksi antara dua aspek infrastruktur (alat produksi dan hubungan produksi), tentu teori itu akurat penyampaiannya.
Tak dapat dipungkiri bahwa tujuan pendukung teori di atas dalam bentuknya yang seperti itu adalah mengatakan bahwa sebenarnya penyebab semua gerakan sejarah adalah kontradiksi dalam antara alat produksi dan hubungan produksi. Namun perhatian kita adalah keakuratan penyampaian teori itu, bukan bagaimana isi benak para pendukung teori itu.
Teori raksasa intelektual, terlepas dari fakta benar atau tidak, berhubungan langsung dengan filsafat sejarah atau faktor pendorong sejarah. Sejauh ini kita hanya memahami dua teori tentang kekuatan yang menggerakkan sejarah. Salah satunya adalah teori raksasa, yang menurut teori ini sejarah dibentuk oleh orang-orang cemerlang. Sesungguhnya, teori ini mengklaim bahwa sebagian besar anggota masyarakat atau hampir semua anggota masyarakat tak memiliki inisiatif, orisinalitas dan kemampuan memimpin. Mereka tak bisa membawa perubahan dalam masyarakat. Namun dari waktu ke waktu muncul minoritas sangat kecil yang luar biasa imajinatif dan kreatif. Mereka mengambil inisiatif, membuat rencana, mengambil keputusan dan menarik dukungan orang. Dengan begitu mereka menciptakan perubahan. Orang-orang heroik ini merupakan produk dari fenomena yang luar biasa, baik fenomena alamiah maupun turun-temurun, namun bukan produk kondisi sosial atau kebutuhan material masyarakat.
Teori keduanya adalah teori kontradiksi antara infrastruktur dan suprastruktur masyarakat. Teori ini tepatnya dapat disebut teori motivitas ekonomi. Ini sudah dibahas, jadi tak perlu dibahas lagi.
Ada teori ketiga, yaitu teori kekhasan bawaan. Fitrah manusia adalah sedemikian sehingga dia memiliki kekhasan bawaan termini yang membuat kehidupannya evolusioner. Salah satu kekhasan ini adalah kemampuannya menghimpun dan melestarikan pengalaman. Apa pun pengetahuan dan informasi yang didapat manusia melalui pcngalamannya, dia simpan dalam pikirannya, dan dia gunakan sebagai basis bagi pengalamarinya lebih lanjut.
Kekhasan lain manusia adalah manusia mampu belajar melalui lisan dan tulisan. Melalui lisan dan tulisan, manusia dapat menyampaikan pengalamannya. Pengalaman satu generasi disimpan demi kependngan generasi selanjutnya melalui lisan dan tulisan, dan dengan demikian pengalaman manusia terus terakumulasi. Itulah sebabnya Al-Qur'an memandang sangat penting lisan dan tulisan. Al-Qur'an mengatakan:
Yang Maha Pemurah telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia mencipta-kan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (QS. ar-Rahmân: 1-4)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paUng pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan pena. (QS. al-'Alaq: 1-4)
Kekhasan ketiga pada diri manusia adalah manusia diberi kekuatan akal dan inisiatif. Melalui kekuatan misterius ini manusia dapat menciptakan sesuatu, karena manusia adalah perwujudan kekuatan kreatif Allah. Kekhasan keempat pada diri manusia adalah manusia memiliki hasrat bawaan untuk melakukan sesuatu yang orisinal. Dengan kata lain manusia bukan saja memiliki kemampuan kreatif, namun juga dapat menciptakan sesuatu bila diperlukan. Bukan saja itu, kecenderungan untuk mencipta ini sudah tertanam dalam karakter esensialnya.
Kemampuan manusia untuk mengingat dan menyimpan pengalaman, kemampuannya untuk menyampaikan pengalaman, dan kecenderungan bawaannya untuk mencipta, semuanya itu merupakan kekuatan yang selalu mendorong kemajuan manusia. Pada diri binatang tak ada kemampuan untuk mengingat pengalamannya dan menyampaikan pengalamannya kepada binatang lain,[1] tak ada orisinalitas dan inisiatif, juga tak keinginan kuat untuk mencipta. Itulah sebabnya kenapa binatang statis sedangkan manusia bergerak main. Kini akan kita telaah teori-teori ini.
Peran Personalitas dalam Sejarah Sebagian orang menyatakan bahwa sejarah merupakan pergulatan antara kemampuan mencipta dan batas-batas wajar. Orang kebanyakan mendukung situasi yang sudah biasa bagi mereka, sedangkan orang jenius ingin mengganti situasi yang ada dengan situasi yang lebih baik. Carlyle mengklaim bahwa sejarah diawali oleh orang jenius dan pahlawan. Sesungguhnya teori ini didasarkan pada dua anggapan:
Pertama, masyarakat tidak memiliki karakter esensial dan personalitas. Individu-individu yang membentuk masyarakat tidak melahirkan satu senyawa yang nyata. Antara individu yang satu dan individu yang lainnya tak ada ketergantungan. Mereka berbuat dan bereaksi, namun mereka tidak membentuk satu senyawa yang ada jiwa kolektifnya sendiri, personalitas, karakter esensial dan hukum-hukum khasnya sendiri. Mereka semua memiliki mentalitas dan pola berpikirnya sendiri-sendiri. Semua individu ini sama hubungannya dengan masyarakat, seperti pepohonan dengan hutan. Peristiwa sosial tak lain adalah total dari peristiwa individual. Karena itu masyarakat terutama diatur oleh sebab-sebab universal dan umum.
Kedua, manusia diciptakan sedemikian rupa sehingga manusia yang satu dengan manusia lainnya ada perbedaan. Meskipun pada umumnya manusia, menurut terminologi filosof, adalah binatang yang berpikir, namun hampir semua manusia tak memiliki daya cipta dan kreativitas. Kebanyakan manusia adalah konsumen budaya dan peradaban, bukan produsennya. Dalam hal ini manusia beda dengan binatang hanya karena binatang tak dapat menjadi konsumen budaya. Semangat mayoritas adalah semangat meniru, mengadopsi begitu saja dan memuja pahlawan.
Namun minoritas sangat kecil manusia adalah pahlawan, orang jenius, pemikir hebat, yang bersemangat mencipta dan kreatif, dan yang kuat kemauannya. Mereka beda dengan mayoritas. Kalau saja tak ada pahlawan dan orang yang jenius di bidang ilmu pcngctahuan, filsafat, seni, politik, sosial, etika dan teknik, tentu umat manusia tak akan melangkah maju dan tentu akan statis dan kondisinya akan seperti pada awal eksistensinya. Dari sudut pandang kami. anggapan-anggapan ini lemah. Mengonai anggapan pertama, ketika membahas masyarakat sudah dibuktikan bahwa masyarakat ada personalitas, karakter esensial, hukum dan normanya sendiri, dan semua kcjadian berlangsung menurut tradisi umumnva. Tradisi ini sendiri progresif dan evolusioner. Karena itu harus dikesampingkan anggapan ini dan kemudian dilihat apakah—meskipun fakta menunjukkan bahwa masyarakat ada personalitas, karakter esensial dan tradisinya sendiri—personalitas individu dapat berperan dalam peristiwa demi peristiwa. Masalah ini akan dibahas nanti. Mengenai anggapan kedua, kendatipun tak dapat dinafikan bahwa manusia diciptakan sedemikian rupaya sehingga manusia yang satu dengan manusia yang lain ada perbedaannya, namun salah kalau mengatakan bahwa hanya pahlawan dan orang jenius saja yang memiliki daya kreatif sedangkan yang lainnya konsumen budaya dan peradaban. Sesungguhnya semua manusia kurang lebih memiliki kemampuan kreatif, sehingga semua orang atau setidak-tidaknya kebanyakan dapat ikut dalam aktivitas produktif dan kreatif, meskipun andil mereka tidak seberarti andil orang jenius.
Berbeda sekali dengan teori bahwa tokoh menciptakan sejarah, ada teori lain yang menyatakan bahwa sejarahlah yang menciptakan tokoh. Dengan kata lain, sesungguhnya kebutuhan sosial yang ada itulah yang menciptakan tokoh. Montesquieu mengatakan, "Orang besar dan peristiwa penting merupakan tanda dan akibat dari peristiwa yang lebih penting dan lebih besar." Hegel berkata, "Orang besar tidak menciptakan sejarah, melainkan membidaninya." Orang besar merupakan simbol, bukan penyebabnya. Menurut pemikiran orang-orang yang, seperti Durkheim, percaya bahwa semangat kolektif merupakan hal pokoknya, dan bahwa individu-individu seperti itu sama sekali tak memiliki personalitas dan mereka meminjam personalitas mereka dari masyarakat, maka individu-individu seperti tokoh-tokoh besar tak lain adalah perwujudan semangat kolektif masyarakat. Dalam kata-kata Mahmud Syabistari, mereka adalah kasa jendela semangat kolektif.
Dari sudut pandang orang-orang yang seperti Marx menganggap persepsi individu sebagai perwujudan kebutuhan material kolektif, tokoh tak lain hanyalah perwujudan kebutuhan material dan ekonomi masyarakat.
asscenciorhictha
Jumat, 05 November 2010
MENGENAL KARAKTER ANAK INDIGO
Sekarang ini sering kita dengar tentang anak indigo, bahkan tidak jarang kita temui anak-anak dengan kelebihan ini di sekitar kita. Telah banyak ahli yang meneliti mengenai karakteritik atau ciri sifat yang membedakan antara anak indigo dengan anak normal yang lain. Untuk itu tidak ada salahnya jika kita mengetahui tentang karakteritik dan perilaku seperti apa yang sering ditunjukkan oleh anak indigo ini. Anak indigo merupakan generasi baru yang terlahir di dunia ini. Anak ini memiliki karakteristik yang unik yang membedakan dengan generasi sebelumnya. Istilah indigo ini mengindikasikan aura dalam warna kehidupan. Kata indigo sendiri diambil dari nama warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet. Indigo sendiri juga terkait dengan indera keenam yang terletak pada cakra mata ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan bathin yang luar biasa tajam di atas kemampuan orang kebanyakan. Banyak dari mereka memiliki kelebihan dengan bakat yang luar biasa atau secara akademis berprestasi. Anak yang mengalami indigo ini mampu menunjukkan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba, serta tampak bijaksana untuk anak seusianya. Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Kebanyakan dari mereka merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. Mereka bertugas meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksesuaian yang terjadi disekelilingnya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan dengan sistem yang ada, misalnya saja penolakan dan sikap kaku terhadap system pendidikan yang ada. Anak indigo juga sering menunjukkan perilaku memberontak terhadap suatu otoritas, tidak patuh terhadap aturan atau adat, kesulitan dalam mengelola emosinya, sensitive atau rapuh. Tidak jarang pula anak menunjukkan sikap yang sangat dingin dan tidak punya perasaan. Terkadang orang akan melabel anak dengan indikasi gangguan ADD (attention deficit disorder). Bentuk perilaku tersebut terkadang menyebabkan kesulitan bagi anak-anak ini dalam melewati masa kanak-kanak, bahkan dalam melewati masa remaja (Chapman. 2006). Menjadi indigo tidaklah mudah, tapi hal itu merupakan suatu tugas yang harus dijalankan. Anak indigo merupakan salah satu orang yang hadir dan membawa hal yang baru terhadap suatu kemajuan di bumi ini. Jan Yordy seorang terapis yang menuliskan tentang anak indigo mencoba mengkategorikan karakteristik anak indigo yang sering ditemui : - Memiliki keinginan yang kuat, mandiri dengan melakukan apa yang ada di pikirannya daripada mematuhi kehendak orangtua - Bijaksana dan memiliki tingkat kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya; - Secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau stress; - Kreatif dalam berpikir dengan menggunakan otak kanan namun tetap harus berusaha belajar dengan menggunakan otak kiri terutama pada sistem di sekolah; - Anak indigo sering didiagnosis mengalami ADD atau ADHD saat mereka menunjukkan perilaku impulsive (otak mereka memproses informasi lebih cepat) dan mereka harus tetap bergerak agar selalu fokus; - Anak ini sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang kebanyakan; - Anak-anak ini belajar secara visual dan kinestetik, mereka dapat mengingat apa yang terekam dalam otak dan menciptakan melalui tangan; - Apabila keinginan anak tidak terpenuhi, maka anak merasa kesulitan dan menjadi self centered. Meskipun hal ini bukanlah sifat sebenarnya; - Anak memiliki potensi dan bakat yang luar biasa, namun dapat hilang begitu saja jika tidak sesuai dengan bentuk pengasuhan. Dalam menangani anak indigo ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa mereka memiliki kesulitan dalam mengelola emosinya. Pada beberapa anak hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif kompulsif atau kepanikan yang berlebih (panic attack). Penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami cara yang masih tradisional atau kebiasaan rutin. Sehingga tidak jarang bagi mereka akan memiliki self esteem yang rendah dan mudah menyerah dalam mengerjakan yang diberikan (tugas sekolah misalnya). Terkadang beberapa anak indigo menunjukkan reaksi kemarahan, depresi, bahkan menyakiti diri sendiri yang berlebih yang tidak dapat dijelaskan secara logis bahkan menakutkan bagi orangtuanya. Anak indigo memiliki getaran energi yang tinggi dengan pola yang menetap, yang kemudian ditunjukkan dengan aura warna indigo pada tubuhnya. Getaran tertinggi ini menciptakan perbedaan terhadap fungsi tubuh dan otak pada anak indigo. Kebanyakan dari mereka berpikir dengan menggunakan otak kanan. Saat stress anak kemudian mengembangkan pengaturan dalam otak, yang mengenyampingkan pemikiran logis dan proses berpikir rasional, sehingga muncul reaksi emosional yang berlebih. Ada pula anak yang menunjukkan dengan perilaku marah, kesedihan atau ketakutan yang mendalam bahkan kecemasan yang berlebih. Memahami energi dasar dan mampu mengamati keadaan energi pada saat anak sedang tidak stabil sangatlah membantu bagi orang tua atau terapis, terutama saat bekerja sama dengan anak ini. Diperlukan adanya pemahaman dasar mengenai energi dengan mengajarkan pada mereka cara melindungi diri. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu dengan mengajarkan anak indigo dan orang tuanya terhadap teknik dalam menyeimbangkan energi dan cara untuk mengurangi tingkat stress pada anak, sehingga anak tidak terpengaruh pada energi yang negatif. Sumber : Ismira Dewi (kabarindonesia.com) | |||
CARA MENGIRIMKAN NASKAH NOVEL KE PENERBIT
Untuk penulis pemula, biasanya setelah menyelesaikan naskah novelnya, mereka suka kebingungan bagaimana cara mengirim naskah novel tersebut ke penerbit dan juga ke mana.
Berikut ini adalah uraian singkat agar naskah novel bisa sampai ke tangan penerbit dengan aman dan tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
- Bila anda sama sekali baru dan hendak mengirimkan naskah novel ke penerbit, siapkan print out NOVEL yang disertai dengan SINOPSIS PENDEK, kalau bisa dilengkapi DAFTAR KELEBIHAN NASKAH NOVEL ANDA DIBANDINGKAN NOVEL YANG BEREDAR DI PASARAN, SEGMEN PASAR YANG DITUJU; ANAK-ANAK, REMAJA atau DEWASA, dan jangan lupa BIODATA singkat dilengkapi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Ini akan mempermudah pihak penerbit membaca naskah anda, karena mereka tidak perlu ngeprint. Saya menyarankan untuk tidak mengirim soft copy via internet karena selain membuat penerbit lebih ribet kalau mau membacanya, juga untuk menghindari penyalahgunaan naskah anda. Soft copy atau file baru anda serahkan kalau naskah anda dinyatakan akan diterbitkan.
- Bila anda mengirimkannya lewat pos atau ekspedisi pengiriman, pastikan anda mengisi semua daftar kolom isian untuk pengirim dan penerima. Hal ini untuk melacak bila terjadi sesuatu dengan naskah anda. Misalnya, naskah anda tidak sampai ke tujuan.
- Bila anda hendak menyerahkannya langsung pada penerbit, mintalah tanda bukti penyerahan naskah dan tanyakan kepada siapa anda mengurus follow up naskah anda tersebut dan berapa lama anda akan dapat kabar. Biasanya lebih kurang 3-6 bulan. Makin besar penerbit yang anda tuju, makin lama pula waktu untuk menerima kabar diterima atau ditolak.
- Bagi yang sudah terbiasa menulis atau bekerja sama dengan penerbit tentu tidak masalah untuk mengirimkan via email karena cepat dan mudah, dan lebih praktis. Kemungkinan untuk disalahgunakan juga kecil karena sudah saling kenal.
- Kalau anda sudah mengirimkan naskah, selama tiga bulan tidak ada kabar, tanyakan tentang naskah tersebut. Ada penerbit yang kadang-kadang sudah tahu jawaban penolakan, tapi karena banyaknya pengiriman surat penolakan itu biasanya dibarengkan dengan penolakan naskah-naskah lainnya. Jadi, kalau sudah tiga bulan anda menanyakan dan dapat kabar penolakan, anda bisa menawarkan naskah tersebut ke penerbit lain.
- Apakah etis menyerahkan/mengirimkan satu naskah ke beberapa penerbit yang berbeda-beda dalam satu waktu? Jawabannya, bisa beragam. Namun menurut saya pribadi, tidak etis. Lebih baik mengirimkan naskah ke satu penerbit lebih dulu baru ketika ditolak, anda bisa tawarkan ke penerbit lain. Lebih ribet juga kalau misalnya anda menyerahkan kedua penerbit sekaligus, beruntung kalau keduanya menolak, anda bisa menawarkan ke penerbit yang lain; bagaimana kalau keduanya berniat menerbitkan? Bagaimana anda akan bicara kepada keduanya? Tidak mudah kan?
Dan kalau salah satu penerbit itu tahu alasan anda menariknya, kemungkinan penerbit akan memblack list nama anda karena mereka sudah susah payah capek hilang waktu untuk membaca, mutusin terbit tapi anda kemudian menolaknya karena anda lebih memilih penerbit lain. Jadi, lebih baik ke satu penerbit dulu bila dalam waktu tiga bulan tidak ada jawaban, tanyakan apa anda bisa menariknya kembali untuk ditawarkan ke penerbit lain. Itu lebih mudah diterima.
- Apakah benar ada penyalahgunaan naskah yang dikirim dikatakan tidak diterbitkan lalu diolah, diubah sana sini lalu diterbitkan dengan nama lain? Selama ini, kasus seperti itu jarang terjadi. Karena menulis itu sulit, mengubah segala sesuatu juga sulit. Waspada dan hati-hati memang perlu, tapi tidak perlu takut. Biasanya naskah yang ditolak dikembalikan bila disertai perangko yang cukup, tapi bila tidak dalam waktu setahu akan dihancurkan.
- Ke mana dikirimkan? Ada banyak penerbit di Indonesia, anda bisa mencari sendiri alamat-alamat penerbit dan melihat jenis buku terbitannya di toko-toko buku, untuk melihat apakah jenis tulisan anda cocok untuk anda kirimkan ke penerbit tersebut.
Berikut ini adalah alamat beberapa penerbit, anda bisa browsing ke sana untuk melihat alamat dan contac personnya;
GRASINDO www.grasindo.co.id
GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA www.gramedia.com
GAGAS MEDIA www.gagasmedia.net
MIZAN GRUP www.mizan.com; www.penerbitcinta.multiply.com
LINGKAR PENA www.lingkarpena.multiply.com
Kamis, 04 November 2010
park jung min & berat badannya
Berat Badan Park Jung Min
Turun 11 Kilogram
untuk Comeback
4 November 2010 00:34
Member SS501, Park Jung
Min berhasil menurunkan berat
badannya sebanyak 22 pon atau
sekitar 11 kg unuk
comebacknya. CNR Media
berkata, “Dia kehilangan 22 pon
dengan olahraga dan dia juga
mengubah pola makannya. Dia
akan bekerja keras karena dia
memikirkan fans2nya. ”
Album solo Park Jung Min akan
rilis 25 Nopember.
Source: Newsen
Photos: Park Jung Min’s
Turun 11 Kilogram
untuk Comeback
4 November 2010 00:34
Member SS501, Park Jung
Min berhasil menurunkan berat
badannya sebanyak 22 pon atau
sekitar 11 kg unuk
comebacknya. CNR Media
berkata, “Dia kehilangan 22 pon
dengan olahraga dan dia juga
mengubah pola makannya. Dia
akan bekerja keras karena dia
memikirkan fans2nya. ”
Album solo Park Jung Min akan
rilis 25 Nopember.
Source: Newsen
Photos: Park Jung Min’s
Langganan:
Postingan (Atom)